Review Novel: Pandemonium


Judul: Pandemonium
(Delirum Trilogy Book #2)
Penulis: Lauren Oliver
Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun terbit: Maret 2013
Jumlah halaman: 496
Harga:                    
ISBN:  978-979-433-722-1
Rating : 5/5


            Lena Haloway mengubur masa lalunya dengan Alex, keluarga, dan sahabatnya Hana. Lena  menjadi bagian dari para Invalid dan pemberontak. Berbaur bersama alam liar serta membiasakan diri mengahadapi kerasnya alam liar. Harus bolak-balik menggotong air dari sungai yang jauhnya berkilo-kilometer dari permukiman. Merasakan dinginya permukiman saat musim dingin. Serta selalu mengamati tanda burung yang membawa beberapa pesan penting dari dalam pagar.

            Novel ini diselang-seling menjadi bagian bab Kini dan Dahulu. Kini menceritakan aksi Lena yang ditugaskan oleh Raven untuk membaur, mengamati dan memata-matai DFA (Sebuah organisasi anti-deliria di New York). Saat Lena ikut demontrasi, ia ditugaskan untuk selalu mengikuti kemana Julian Fineman pergi, Julian adalah anak dari Thomas Fineman yang merupakan pemimpin DFA. ia merupakan pahlawan bagi DFA sekaligus presiden dari devisi kepemudaan di organisasi tersebut. Kendati di usianya yang ke delapan belas tahun ia belum menjalani prosedur karena menderita penyakit sejak kecil.

Kami pernah diculik, kami dihajar dan dikejar-kejar. Kami tak tahu jalan pulang. Kami datang dari dua dunia yang berbeda, dan kami berdiri di kubu yang berbeda.

Anehnya, aku merasa nyaman berada di dekatnya----lebih nyaman, bahkan, dibandingkan saat aku berada di dekat Alex.

            Nah saat Julian diculik inilah, Lena mengikutinya dan itu membuat mereka menjadi sama-sama dikurung oleh para burung bangkai dalam satu sel hingga hal ini mendekatkan mereka. Terlebih lagi Julian belum disembuhkan, kemungkinan terjangkit deliria akan sangat besar.

            Setelah berhasil lari dari burung bangkai, Lena dan Julian masih dikejar-kejar oleh burung bangkai melewati bekas-bekas jalur kereta bawah tanah yang gelap  seperti labirin, tersesat hingga kelaparan. Hingga perasaan terlarang kembali timbul antara mereka berdua. Lena dihadapkan pada pilihan untuk jatuh ke pelukan Julian dan menyelamatkanya atau mempertahankan cintanya pada Alex dan kembali ke alam liar tempat keluarga barunya berada.

            Saya suka dengan karakter-karakter baru yang dimunculkan penulis. Khususnya karakter Raven, walau karakternya terkesan bossy tapi dia banyak membantu Lena, mengajarinya bertahan hidup dan melupakan masa  lalunya. Walau terkesan bossy dan dingin saya sempat kaget saat salah satu anggota permukiman ada yang meninggal ia bisa menangis terisak-isak.
Suara Julian terdengar begitu lembut, membuat dadaku meledak dan terburai menjadi seribu keping. Ini bukan bagian dari rencana. Ini tak sepantasnya terjadi.

“Julian”----kubaku mataku, berharap suaraku tidak segoyah ini----“kita tidak sama. Kita ada di sisi yang berbeda. Kau tahu itu, kan?”
            Karakter kedua yang saya sukai adalah Julian, wow.. cool man deh dia. Sama dengan Lena saya juga cepet jatuh cintanya sama Julian.

            Tadi udah saya jelaskan di depan kalau novel ini perbabnya diselingi dengan kisah Lena di alam liar yang ada di bagian “ dahulu” dan cerita Lena menyusup kembali ke New York yang ada di bagian “kini”. Awalnya sempet kesel juga dengan adanya kini dan dahulu yang diselang-seling. Saya lagi asik membaca bagian “Kini” eh... tiba-tiba udah masuk bagian “dahulu”, padahal cerita di bagian kininya masih gantung. Tapi setelah terbiasa dengan selang-seling tersebut saya merasa gak keganggu kok, justru malah lebih hanyut ke cerita selanjutnya, ntar masuk ke bagian baru ketemu deh sama bagian gantung yang tadi saya baca.

Happy Reading !!! I hope you also enjoy reading this book ^^




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"ARIRANG" LAGU TRADISIONAL KOREA

Spoiler Ending Gu Family Book

Review Film: "My True Friend/Meung Gu