Review Novel "Morning Light"


Judul Buku : Morning Light
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gagas Media
Harga : Rp.32.000
Tebal : 175





Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahariku. Aku mengagumi kedalaman pikiranya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.
Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri. Aku bahkan mengabaikan suara lirih didasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan disuatu titik akhirnyat ersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?




Kadangkala kita atau bahkan saya sendiri menyangkal untuk menjadi diri sendiri dan lebih memilih menjadi orang lain. Itulah garis besar dari novel morning light, yang baru pertamakali aku baca dari sekian karya Kak Windhy puspitadewi. Dengan pilihan kata yang tidak menjemukan walau jujur terlalu baku tapi tidak mengurangi rasa penasaran saya untuk menyelesaikannya sampai selesai.

Sophie, Devon, Julian, Agnes bersahabat sejak SMP. Hingga harus berpisah saat SMA untuk mengejar cita-cita sesuai keinginan mereka. Sophie berkeinginan menerbitkan novel mengikuti jejak ibunya, namun gagal. Devon dalam tekanan ayahnya untuk selalu menang dalam setiap pertandingan sepak bola, Julian mengejar bayang-bayang kakaknya yang menjuarai olimpiade matematika dan Agnes diterpa perasaan bersalah karena tidak mampu mengikuti bakat orang tuanya.

Meraka sekuat tenaga membohongi diri mereka sendiri. Mereka meyakinkan bahwa apa yang ia lakukan sudah sesuai keinginan mereka. Walau ada perasaan mengganjal dalam hati mereka. Apakah mereka mampu keluar dari bayang bayang yang mereka ikuti? Untuk selengkapnya baca saja Morning Light. ^^
**

Dari segi ide cerita suka banget. Walau awalnya saya kira tentang kisah cinta (ya memang ada bumbu-bumbu cintanya:D) terrnyata saya salah tangkap sinopsis yang ada dibelakang buku. Novel ini bener-bener banyak hikmahnya. Moral value yang saya ambil dari novel ini setidaknya” Jadi diri sendiri aja kenapa? Ikuti kata hatimu dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan karena dari hati bukan karena mengikuti orang lain atau karena gak pengen kalah dari orang lain. Kamu bisa hebat dengan yang kamu inginkan bukan hebat karena berhasil mengikuti orang lain tapi hati mengganjal.”
Akhir kata makasih buat syifa yang udah minjemin novel ini untuk bonusnya saya kasih kutipan-kutipan dari morning light 
“Apapun yang membuatmu berdebar-debar dan bersemangat, itu dinamakan cinta.”
“ Kamu harus sadar masih ada kelebihan dalam dirimmu pada saat kamu merasa tidak punya apa-apa lagi.”
“Kalau memang punya minat sendiri, kenapa harus mengikuti Kak Daniel? Perasaan senang terhadap suatu hal, bisa dikatakan anugerah juga kan? Tidak mengacuhkan hal seperti itu, bukanya artinya tidak bersyukur?”
“Selalu berpikir aku tahu semua hal. Ternyata, aku bahkan tidak tahu tentang diriku sendiri dan harus menunggu orang lain untuk memberi tahuku.”
“Karena’maaf’ berarti sadar kalau kita telah melakukan kesalahan.”
“Kamu tidak perlu mencari lagi, hanya cukup menyadarinya saja. Jika menutup mata, tanpa perlu ada alasan apapun, hanya ingin bersamanya. Sesederhana itu.”

Komentar

  1. review yang sangat menarik,,sesudah membacanya jadi pingin beli novelnya :)

    BalasHapus
  2. wow ini keren gak ya
    :D

    cari ah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"ARIRANG" LAGU TRADISIONAL KOREA

Spoiler Ending Gu Family Book

Review Film: "My True Friend/Meung Gu